30 May 2024 15:17:45
Hasil Kurasi Panggilan Terbuka Terap Festival 2024
Hasil Kurasi dan Profil Singkat PesertaTerap Festival
Panggilan Terbuka TERAP FESTIVAL #1: + (...) 0 telah menerima 16 proposal yang menjanjikan pembacaan ulang atas relasi antara teater dan ruang publik. Kami bergembira dengan antusiasme ini dan sangat berterima kasih kepada semua pelamar yang telah meluangkan waktu, tenaga, imajinasi serta kreativitas untuk menanggapi panggilan kami.
Tim kurator, terdiri dari Brigitta Isabella, Farida, dan Riyadhus Shalihin, bersepakat memilih 4 proposal penerima hibah atas dasar pandangan kami terkait koherensi antara narasi, pilihan lokasi, metode dan desain logistik yang mampu mengimajinasikan peran teater sebagai wahana estetis-politis kewargaan.
Mereka adalah:
Sekat Studio, Bekasi, judul proposal “Topeng Kucing”
Bertolak dari sejarah segregasi/ pemisahan rasial atas akses hiburan film melalui titik berangkat Verboden voor Honden en Inlanders, Dilarang (masuk) untuk Anjing dan Pribumi, di masa kolonial dengan menganbil situs Bioskop Majestic, proposal ini menawarkan persilangan peristiwa film, teater, dan seni rupa untuk menampilkan narasi fiksi/fakta atas jejak rasialisme menjadi tembok kesenjangan kelas yang nyatanya masih terus menghantui di Braga.
Teater Serum, Bandung, judul proposal “Braga-Bragaan”
Meminjam dramaturgi walking tour dengan perangkat tour guide, cinderamata, souvenir, dan oleh-oleh, selayaknya wisata rombongan atas eksotisasi Braga. Proposal ini berambisi menggaris ulang batas-batas akses ruang yang didisiplinkan oleh komersialisasi kawasan Braga. Melibatkan warga sebagai aktor utama untuk membalik ulang tatapan turistik, menjadi tatapan yang menapak atas lokus.
Kolektif Arungkala, Yogyakarta, judul proposal “BANTURANG: Bandung anti-tour on angkot”
Bertolak dari operasi Bandros ( Bandung Tour On Bus) yang berkeliling menyajikan narasi tentang Bandung, dalam perspektif turisme kolonial. Proposal BANTURANG justru menjadikan transportasi angkot (Angkutan Kota) yang ramah kelas sebagai tawaran alternatif “ruang antara” yang menggunakan jalanan sebagai infrastruktur teater yang untuk mengedarkan narasi sejarah buruh paksa dan warga terdampak penggusuran.
Ganda Swarna, Bandung, judul proposal “Tik Tik Tik Bunyi Harapan”
Dengan metode teater audial, proposal ini menawarkan arsitektur peristiwa dari rangkaian suara-suara imajinasi masa depan warga, terutama menggunakan suara dan kisah perempuan di kawasan Braga. Suara-suara yang kemudian dibayangkan sebagai narasi penghuni, menyajikan rute baru untuk memaknai hubungan antara ruang hidup dan ruang publik.
Para kurator juga mengidentifikasi proposal yang menarik perhatian dan potensial dikembangkan, namun tidak terpilih sebagai penerima hibah. Yaitu proposal dari Abi Muhammad Latif, Anisa Nabilla Khairo, dan Rizal Sofyan.
Kami sangat bersemangat memulai proses inkubasi dan pengembangan gagasan selama tiga bulan mendatang. Sekali lagi, kami sangat berterima kasih atas ketertarikan semua pelamar dan berharap ide-ide yang tidak dapat diakomodasi oleh Terap Festival tahun ini dapat tetap terwujud dan tumbuh di ruang-ruang publik lainnya.
Kurator Terap Festival #1 2024
Brigitta Isabella
Riyadhus Shalihin
Farida Oda
Rekomendasi
berita
09 Jul 2024
Inkubasi Seniman Hari Kedua: Membedah Anatomi Ruang (Kisah dan Konflik)
Inkubasi Seniman hari kedua. Kegiatan kali ini menggali bersama apa itu estetika partisipatori, mengajak seniman berkeli...
berita
30 May 2024
Hasil Kurasi Panggilan Terbuka Terap Festival 2024
Hasil Kurasi dan Profil Singkat PesertaTerap Festival
berita